Ada lima taman nasional, empat suaka margasatwa, dan satu cagar alam, semuanya membentuk 43% dari luas Bhutan, atau 16.396 km2. 3.307 km2 tambahan didesain sebagai koridor biologis yang menghubungkan semua 9 area tersebut, melindungi sekitar 52% negara Bhutan.
Semua kecuali tiga area terlindung mempunyai daerah dengan tempat tinggal manusia. Menjaga budaya dan tradisi lokal adalah bagian dari mandat sistem taman nasional Bhutan.
Pemerintah telah membuat konservasi yang terintegrasi dan program pengembangan untuk membiarkan masyarakat tinggal di area terlindung tersebut dan tetap melanjutkan hidup mereka bertani, berternak, mengumpulkan tanaman dan kayu bakar. Bhutan membuat sistem taman nasional mereka untuk melindungi ekosistem penting, dan kebanyakan belum dikembangkan menjadi objek wisata.
Selain satu atau dua pengecualian, Anda tidak akan melihat fasilitas yang biasanya Anda temukan di taman nasional, seperti pintu masuk, bumi kemah, dan pusat pengunjung. Bahkan Anda tidak akan sadar saat Anda memasuki atau keluar dari sebuah taman nasional.
1. Taman Nasional dan Pemandian Air Panas Jigme Dorji
Jalan sepanjang Lembah Mo Chhu mengarah ke utara keluar dari Punakha dan memasuki Gasa Dzongkhag dan Taman Nasional Jigme Dorji. Dulu, Anda harus banyak mendaki di rute ini, dan walaupun terus diperbaiki, melewati jalan tersebut membutuhkan banyak waktu. Perjalanan dari Punakha ke Gasa (sekitar 133 km dari Khamsum Yuelley Namgyal Chorten) menghabiskan satu hari penuh. Hadiahnya adalah pemandangan magis, pengamatan burung cantik, dan dzong. Sementara pemandian panas adalah destinasi untuk orang dengan penyakit dan orang tua yang mencari kesembuhan.
Hanya 19 km dari Chorten Khamsum adalah desa Tashitang. Di sini, jalan memeluk Mo Chhu dan terbungkus hutan penuh dengan burung. Hentikan mobil Anda dan jalan perlahan di sisi jalan untuk melihat berbagai macam burung. Bahkan orang yang tidak menyukainya akan merasa terkagum.
Selanjutnya adalah perjalanan 47 km melalui hutan, teras dan desa ke Dzong Trashi Thongmoen, sebuah benteng yang terhormat dan terpencil yang terletak di lingkungan pegunungan yang kasar. Meskipun rusak beberapa kali akibat kebakaran, harta karun dzong itu tetap dipajang di Chanzho Lhakhang: kerangka domba yang mengikuti Zhab-drung dalam perjalanannya dari Biara Ralung di Tibet, dan pelana yang diawetkan di peti besi
Jejak curam menuju ke Gasa tsachhu (mata air panas) melelahkan, jadi sebaiknya mandi di pemandian air panas itu untuk meredakan nyeri sendi. Pemandian lain juga sangat bermanfaat untuk banyak penyakit lainnya. 'Spa uap' di atas pemandian adalah gua dimana bau asap belerang keluar dari botol minuman ringan yang telah dibuat menjadi corong dan disangkutkan ke celah-celah. Spa ini baik untuk menyembuhkan sinus.
Jadwal perjalanan ke Taman Nasional Jigme Dorji meliputi:
- Pendakian Jumolhari / Chomolhari
- Pendakian Soi Yaksa
- Pendakian Laya Gasa / Snow Man
2. Taman Nasional Royal Manas
Setelah bertahun-tahun terlarang karena masalah keamanan, taman nasional terpencil dan menarik ini sekarang terbuka untuk pengunjung. Taman ini jarang diketahui, bahkan di kalangan agen di Thimphu, dan fasilitasnya masih terbatas: hanya 27 orang asing yang berkunjung pada 2011.
Hutan taman tersebut menjadi rumah bagi berbagai binatang, termasuk gajah, kerbau air, macan tutul, sekitar 30 hingga 50 macan, macan tutul awan, musang, badak, dan 350 spesies burung. Taman ini berbatasan dengan Taman Nasional Manas di Assam India, membentuk are konservasi transnasional.
Pariwisata masih belum banyak berkembang di sini. Agen perjalanan dapat menyiapkan jip dan safari gajah dari kantor pusat polisi hutan Manas, juga kapal menyusuri Manas dari Panbang dan kamp Manas. Bulan November sampai Maret adalah bulan-bulan terbaik untuk berkunjung. Ada beberapa festival tshechu di daerah itu pada bulan Bhutan ke-10 (November).
Akses ke dalam taman masih sulit, hanya ada beberapa jalan. Mungkin cara terbaik untuk mengunjunginya adalah mendaki selama 3 atau 4 hari dari Gomphu (1460 m) ke Panbang, menginap di perkemahan yang dikelola masyarakat setempat di Pangtang (240 m), Shilling-toe (420 m), persimpangan Jembatan Changzam dan Sungai Pangbang (160 m). Persiapkan diri untuk berjalan 4 hingga 6 jam sehari.
Semua perkemahan mempunyai toilet, air, dan dua kabin kayu. Gomphu sendiri berjarak 3 jam berkendara dari Zhemgang dan mempunyai tempat wisata Ihakhang, sebuah area kremasi dan Duenmang Ikhachhu (pemandian air panas; 2 jam berjalan kaki). Sebuah jalanan baru mengikuti jalur pendakian, tetapi kurangnya jembatan yang menyeberangi Mangde Chhu membuat jarang orang berkunjung.
Akses jalan termudah ke desa Pangbang sebenarnya dari Mathanguri di India, hanya naik kapal sebentar menyebrangi Sungai Manas dari perkemahan Manas. Jalanan sepanjang 25 km yang jarang dilewati dari Gelephu ke Kanamakra di ujung barat daya taman dan juga sebuah jalan dari Nganglam di timur. Tergantung rencana perjalanan Anda, Anda mungkin butuh visa India dan Bhutan, coba tanyakan agen Anda.
3. Suaka Margasatwa Sakteng
Didirikan pada tahun 2003, Suaka Margasatwa Sakteng adalah taman lindung terbaru yang diresmikan di Bhutan. Hanya mempunyai luas 650 km2, taman ini menjadi rumah bagi 35 dari 46 rhododendron eqn 203 spesies pohon termasuk herba, semak, dan pohon kecil. Pengamat burung dapat melihat makau Assam, burung pegar darah, burung shrike berpunggung abu, burung pelatuk berkepala abu, burung hoopoe, burung tit, dan burung kutilang berdada gelap.
Makhluk mistis Yeti, yang dikenal sebagai migol atau strongman oleh orang setempat, diyakini tinggal di hutan ini. Makhluk ini telah disebutkan di literatur Tibet dan Bhutan. Dipercaya mempunyai tinggi 8 kaki, sekitar 2,5 meter, berjalan mundur, dan dapat membuat diri mereka tidak kelihatan. Tetapi pengunjung akan melihat orang Bhutan yang hidup nomaden, yang bergantung pada ternak mereka.
Perjalanan yang mencakup Suaka Margasatwa Sakteng:
- 15 Hari dari Timur ke Barat
- 18 Hari Suaka Margasatwa Sakteng
Baca lebih lanjut:
- Pengajuan Sakteng untuk Nominasi Warisan Dunia
4. Suaka Margasatwa Bumdeling
Suaka Margasatwa Bumdeling terletak di timur laut Bhutan, distrik Trashiyangtse, Lhuntshe, dan Mongar. Dibuat di tahun 1994, suaka ini mempunyai luas 1.545 km2, dan terkenal sebagai rumah bangau berleher hitam di musim dingin. Selain di sini, bangau berleher hitam juga tinggal di Gangtey dan Bumthang di musim dingin. Sekitar 150 bangau tinggal di Bumdeling pada pertengahan bulan November hingga awal Maret.
Suaka ini adalah rumah bagi 296 spesies burung. Burung langka seperti burung shortwing Gloud, elang ikan Palla, dan burung Yellow-rumped Honeyguide (Indicator xanthonotus). Hampir 100 spesies mamalia tinggal di suaka ini, termasuk macan tutul salju, macan Bengal, panda merah, rusa musk, serow, dan goral. Ada juga lebih dari 130 spesies kupu-kupu dan 46 spesies anggrek yang telah tercatat.
Selain itu, pengunjung dapat menemukan monumen budaya dan keagamaan termasuk Rigsum Gompa, Dzong Singye yang mistis dan DechenPodrang Lhaghang.
Perjalanan yang termasuk Suaka Margasatwa Bumdeling:
- 15 Hari Timur ke Barat Bhutan
Baca lebih lanjut:
- Pengajuan Suaka Margasatwa Bumdeling untuk Pusat Warisan Dunia
5. Taman Nasional Jigme Singye Wangchuk
Melindungi Gunung Hitam yang memisahkan bagian timur dan barat Bhutan, taman ini menjadi rumah bagi harimau, beruang hitam Himalaya, panda merah, dan langur emas. Telah tercatat juga lebih dari 450 spesies burung.
Lembang Phobjikha yang menjadi rumah musim dingin bagi bangau berleher hitam juga ada di taman ini.
6. Suaka Margasatwa Khaling
Di ujung tenggara Bhutan, Suaka Margasatwa Khaling melindungi gajah liar, gaur, macan, babi hutan pigmi, kelinci hispid, dan binatang liar tropis lainnya. Suaka ini berdampingan dengan suaka lainnya di India.
7. Suaka Margasatwa Phibsoo
Di ujung selatan perbatasan Bhutan, suaka ini diciptakan untuk melindungi hutan sal alami satu-satunya di Bhutan. Beberapa spesies yang dilindungi ada disini, seperti rusa chital, gajah, gaur, harimau, langur emas, dan burung hornbill.
8. Cagar Alam Torsa
Cagar Alam Torse berada di dekat Sungai Torsa Chhu yang mengalir dari tibet. Cagar ini dibangun untuk melindungi hutan beriklim sedang dan padang rumput alpine dan satu-satunya area lindung tanpa ada masyarakat yang tinggal.
9. Taman Nasional Thrumsing La
Taman nasional ini dibangun untuk melindungi pertumbuhan hutan beriklim sedang dengan pohon seperti pohon cemara dan pohon pinus chir. Juga menjadi rumah bagi panda merah dan beberapa spesies burung langka seperti burung hornbill berleher karat dan burung pegar trapogan satir.