Departemen Udara Bhutan dan Petugas Penerbangan Singapur menandatangani perjanjian pelayanan udara untuk mendirikan hubungan udara antara kedua negara tersebut. Perjanjian tersebut akan mengizinkan maskapai penerbangan nasional, Drukair, dan pesawat private, Tashi Air, untuk
Bhutan dan Singapur akan mendirikan persetujuan pelayanan udara minggu depan, menurut departemen penerbangan.
Perjanjian tersebut mengizinkan maskapai penerbangan nasional, Drukair, dan pesawat private Tashi Air untu terbang ke Singapur. Departemen penerbangan Singapur akan tiba hari ini untuk membahas tentang teknik detail perjanjian tersebut, sebelum perjanjian akhir pada hari Rabu.
Drukair berencana untuk beroperasi ke singapur dua kali dalam satu minggu dari bulan Maret tahun depan, menurut pimpinan komersial maskapai, Tshering Penjor. Tetapi ini juga tergantung dari kapan pihak Drukair mendapatkan pesawat airbus ketiganya. Drukair juga akan mendapatkan hak untuk beroperasi ke Singapur melalui Kolkota, India dan Dhaka, Bangladesh.
Perwakilan dari Tashi Air mengatakan bahwa tujuan internasionalnya hanya akan tercapai jika penerbangan domestik maskapai tersebut terpenuhi. Pesawat pribadi diharapkan untuk datang pada minggu pertama bulan Oktober.
Direktur umum departemen penerbangan, Phala Dorji, mengatakan bahwa keuntungan tambahan untuk perjanjian dengan Singapur adalah didapatnya kesempatan pelatihan untuk petugas penerbangan Bhutan.
Sektor penerbangan adalah komponen yang penting untuk ekonomi Singapur, dan petugas penerbangannya adalah pelatih yang penting untuk mengatur personil penerbangan internasional. Maskapai Bhutan juga dapat memakai Singapur untuk perawatan dan perbaikan pesawat dengan kualitas yang tinggi. “Inilah keuntungan yang akan didapatkan,” kata Phala Dorji. Direktur umum juga mengatakan bahwa Singapur yang telah memulai perjanjian ini.
Bhutan sekarang telah memiliki perjanjian dengan tujuh negara: Bangladesh, India, Maldives, Burma, Nepal, Thailand, dan sekarang, Singapur. Phala Dorji mengatakan bahwa Departemen Penerbangan berada dalam instruksi untuk membuat perjanjian penerbangan sebanyak mungkin. Ia mengatakan bahwa Departemen Penerbangan saat ini sedang fokus membuat perjanjian dengan negara SAARC. Bhutan tidak memiliki perjanjian penerbangan dengan Pakistan dan Afghanistan. Ia menambahkan bahwa Qatar akhir-akhir mengatakan tertarik untuk mendirikan perjanjian dengan Bhutan.
Selagi perjanjian penerbangan dapat didirikan, ini tergantung dari maskapai apakah sebuah rute akan dibentuk dan dioperasikan. Drukair tidak beroperasi ke Maldives dan telah menghentikan persinggahannya di Burma. Drukair saat ini sedang fokus untuk mengembangkan pelayanannya ke India, dimana penumpang domestik tumbuh dengan tingkat yang sangat cepat. Lalu lintas penumpang antara Paro dan India tumbuh 26 persen pada tahun 2010. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menilai pertumbuhan penumpang domestik India di posisi kedua (14 persen) secara global untuk bulan Juni. Drukair berencana untuk mendirikan rute ke Bangalore dan Mumbai.
Sumber: Asia News Network, Kuensel
Baca lebih lanjut tentang berita tentang penerbangan langsung Drukair dengan rute Singapur-Bhutan di sini.