Julia Horton berjalan-jalan bersama Druk Asia pada bulan November 2010. Ia mengunjungi Festival Black Neck Crane di Gangtey dan menyelesaikan pendakian Druk Path. Tulisannya dipublikasikan di Geographical, CNNGo, dan Asian Geographic. Kami mencetak ulang artikel dia yang dipublikasikan di Scotman on Sunday di sini. Julia Horton dapat dihubungi di [email protected] atau mengunjungi websitenya.
21 Mei 2011
Ini adalah karaoke teraneh yang pernah saya alami. Sangat sedikit yang bernyanyi dengan jelek, banyak tarian, dan saya tidak pernah termotivasi untuk naik ke panggung. Ini bukan karena mereka sudah tahu seberapa buruk saya; tidak ada satupun yang diseret naik juga. Melainkan, beberapa teman perempuan saya meminta pemandu dan supir saya, dan laki-laki lainnya yang bisa mereka temui, untuk membayar mereka untuk menari, atau mungkin bernyanyi. Mereka adalah profesional, dipekerjakan oleh sebuah klub untuk memotivasi orang-orang mengeluarkan uangnya untuk talenta orang lain, daripada memamerkan diri sendiri. Terdapat beberapa laki-laki juga, untuk beberapa lagu dan tarian yang membutuhkan pasangan untuk bersama-sama ketika membuat pernyataan tentang cinta. Paling tidak saya bisa menebak tentang mereka. Ini adalah karaoke ala Bhutan.
Bhutan adalah sebuah tanah yang sangat berbeda dan memberikan kejutan suatu waktu. Karaoke tentu saja bukan sesuatu yang saya harap untuk saya lihat di Kota Paro, ketika saya tinggal di Hotel Uma Paro yang mewah sebelum memulai pendakian ke beberapa pegunungan terpencil di dunia. Para tamu mengunjungi Buhtan untuk kesempatannya menjelajah Himalaya tanpa keramaian yang mengganggu jalur yang dekat dengan Nepal. Pendakian Snowmen, yang direputasikan sebagai yang tersulit di dunia, adalah perjalanan 30 hari melalui pegunungan yang berbahaya yang dapat dengan mudah berubah menjadi mengerikan ketika cuaca buruk.
Saya mengikuti jalur sepanjang satu minggu, yang tetap menantang, mencapai ketinggian lebih dari 4.000 meter dan melewati beberapa tempat dimana beberapa penggembala bertahan di bawah nol ketika musim dingin. Pada harii pertama kita berkemah di ketinggian kurang lebih 3.000 meter, di bawah kuil terisolasi dari Dzong Jili. Ketika kegelapan datang, suara biksu yang berdoa muncul, bersatu dengan suara lonceng dari kuda yang membawa peralatan kami. Setelah pendakian yang sulit melalui hutan pinus, mencapai ketinggian lebih dari 1.000 meter untuk mencapai ke sini, saya menanti makan malam. Yang menakjubkan saya adalah makanan tiga menu, yang disajikan dalam sebuah tenda lengkap dengan meja dan kursi.
Makan pagi terlihat lebih nyata, ketika para petugas memindahkan perabotan makan ke luar dimana hanya penadki lainnya di kelompok kita, seseorang dari Singapur, dan saya yang dapat menikmati sajian Inggris sepenuhnya sembari mengagumi salju yang menutupi puncak dari pegunungan. Dalam perjalanan, kita mengunjungi dzong, tanpa diduga memata-mata rekaman tentang doa malam sebelumnya. Di dalam adalah berbagai macam peralatan dengan bunga buatan, cek, apel, dan kue beras yang disajikan di altar tinggi, yang di belakangnya terdapat lukisan besar menggambarkan Buddha yang berbeda-beda. Terdapat lampu dimana-mana, yang dibuat oleh 13 Buddha muda yang saat itu tinggal di sana selama sembilan tahun untuk menyelesaikan pelatihan religiusnya.
Tanah ini memiliki kecantikan alami, yang sekali-kali diterangi oleh cahaya biru dari burung-burung yang mendarat. Udaranya terasa semakin dingin ketika kita mendaki ke ketinggian yang lebih tinggi dan meskipun api benar-benar dilarang untuk melindungi lingkungan, mereka tetap diterangi pada musim dingin oleh kelompok pendakian yang sudah mencari-cari kehangatan. Saya merasa kedinginan pada suatu waktu dimana masakan muncul di tenda makan dengan satu mangkok besar popcorn yang masih hangat dan saya merasa saya berhalusinasi di siang hari. Duduk bersamaan di bawah langit malam yang berbintang, kita berbagi cerita dan berbagi manis-manis dan alkohol untuk menghangatkan diri.
Suatu pagi aya menghela napas ketika saya melihat jejak cakar, besar dan jelas di lumpur hanya beberapa meter dari tenda saya. Saya yakin cakar tersebut belum berada di sana ketika kita memasang tenda hari sebelumnya. Apakah itu macan? atau leopard? er, tidak, pemandu dan pemasak memberitahu saya ketika saya menginformasikan mereka bahwa cakar itu dibuat oleh anjing lewat yang biasa berpindah-pindah. Tidak perlu dipikirkan. Itu yang terjadi jika kamu melihat terlalu banyak film dokumenter tentang kehidupan liar. Bhutan akhir-akhir ini disebut dengan istilah “tanah dari macan hilang” di film dokumenter BBC yang menemukan bukti dari makhluk mulia yang tingal di ketinggian Himalaya.
Lebih dikenal dengan istilah tanah dari Naga Petir, dan baru-baru ini dinamai tanah dari kebahagiaan nasional, ini merupakan sebuah negara yang banyak orang belum pernah dengar. Ketidaktahuan tersebut sebagian dikarenakan oleh peraturan yang ketat yang memberikan turis pengeluaran minimum dalam satu hari sebesar $200 (£126) per orang (termasuk makanan, akomodasi, transportasi, pemandu, dan aktivitas seperti pendakian). Dimulai tahun depan, biaya tersebut akan naik menjadi $250 (£157) per hari.
Tidak ada keraguan untuk tempat wisata di Bhutan. Iman Buddha yang sangat menakjubkan, dengan kuil yang jumlahnya tak terhitung dan bendera doa yang berwarna-warni berkibaran di angin sepoi-sepoi. Terdapat beberapa makanan enak juga, walaupun perut yang kuat dan gigi yang bagus kadang-kadang diperlukan. Masakan nasional adalah cabai di saus keju, dengan cabai sebagai sayur utama dan tidak hanya sebagai bumbu. Keju kering, yang dijual di pasaran, adalah pengalaman buruk menurut saya. Setelah tiga jam menunggu dengan sabar - bayangkan mengunyah plastik - saya akhirnya menyelesaikan satu potong, dan hampir menghancurkan gigi saya. Saya tetap senang bagaimanapun.
Jet Airways (www.jetairways.com) terbang ke Kathmandu dari Edinburgh (melalui London dan Delhi) mulai dari £646 untuk pulang pergi. Penerbangan pulang dengan Druk Air dari Kathmandu ke Paro dimulai dari harga $460 (£289). Perjalanan ke Bhutan memerlukan biaya minimum $200 (£126) per hari per orang. Untuk lebih detail, hubungi spesialis perjalanan ke Bhutan di Druk Asia (+65 6338 9909, id.drukasia.com/)
Kamar untuk dua orang di hotel bintang lima Uma Paro, Paro, membutuhkan biaya tambahan sebesar $330 (£207) per kamar termasuk makan pagi (+975 827 1597, www.uma.paro.como.bz)