Setelah menginap semalam di Punakha, kita akan menuju daerah lembah glasial terpencil di Gangtey. Lalu berhenti di dekat Sopsokha untuk berjalan kaki melintasi sawah berteras ke kuil Chimi Lhakhang. Terletak di sebuah bukit kecil, kuil ini didedikasikan untuk Lama Drukpa Kuenlay, seorang guru agama eksentrik dari akhir abad ke-15 yang menggunakan humor, lagu, dan tindakan yang keterlaluan untuk membagikan ajarannya, membuatnya mendapatkan gelar Divine Madman (Orang Gila Suci). Juga dikenal sebagai kuil kesuburan, wanita bepergian ke sana untuk berdoa, dan dipercaya bahwa banyak yang hamil segera setelahnya. Chimi Lhakhang memiliki estetika yang sangat aneh, karena Anda akan menemukan simbol lingga yang berwarna-warni yang dilukis pada seluruh bagian bangunan ini.
Kita akan melewati Wangdue, kota terakhir sebelum memasuki daerah terpencil di Bhutan tengah. Dengan dramatis bertengger di sisi bukit, kita akan melihat Wangdue Phodrang Dzong. Sayangnya, kebakaran tahun 2012 memusnahkan gedung, jadi kita hanya dapat melihatnya dari luar karena rekonstruksi sedang berlangsung. Wangdue memiliki pasar kecil dan daerah ini dikenal karena hasil kerajinan bambu dan pahatan batunya. Kita juga akan melihat wajah Buddha, sebuah fenomena alam yang tampaknya terbentuk dari batu alam.
Melalui pegunungan di Bhutan tengah, kita akan memasuki Lembah Phobjikha, juga dikenal sebagai Lembah Gangtey. Lembah berbentuk mangkuk ini berbatasan dengan Taman Nasional Jigme Singye Wangchuck, dan seluruh areanya adalah cagar alam. Di sini Anda dapat melihat bangau berleher hitam (Grus nigricollis) yang bermigrasi ke sini dari bulan November hingga Maret. Anda juga dapat melihat hewan asli Bhutan lainnya, seperti muntjac, sambar, serow, macan tutul, rubah merah, atau yak.
Di sebuah bukit yang menghadap ke seluruh lembah adalah Gangtey Goempa, sebuah biara abad ke-17 yang besar. Tshokhang (aula doa) dibangun dalam gaya Tibet dan memiliki delapan pilar besar. Tsechu lima hari (festival) diadakan di sini setiap musim gugur di mana penduduk setempat dan para biarawan melakukan tarian tradisional dengan topeng dan pedang berwarna-warni untuk mengusir roh jahat dan merayakan panen.
Di sini Anda dapat tinggal di hotel atau merasakan kesempatan langka tinggal serumah dengan keluarga setempat. Biasanya berbentuk rumah pertanian, Anda akan mempunyai pengalaman melihat budaya keluarga dan keramahanan.
Hotels: