1) Biara Sarang Harimau (Tiger's Nest Monastery)
Biara Sarang Monyet tergantung di tebing dan berdiri di atas hutan pinus biru dan bunga rhododendron yang mempesona. Karena biara yang indah dan sangat luar biasa ini harus dicapai dengan mendaki bukit (900 meter), Anda dapat menggunakan kuda poni untuk naik, tapi hanya sampai kafetaria. Dari situ, ada jalan curam dan beberapa anak tangga sempit menuju biara itu sendiri. Jalur tersebut melintasi sebuah kapel lampu mentega (chapel of butter lamps) dan turun ke air terjun dekat dengan Gua Singa Salju (Snow Lion Cave). Pemandangan lembah Paro dari sini sangat mempesona, dan suasananya sangat suci, tempat di mana setiap orang Bhutan ingin datang setidaknya satu kali dalam hidupnya. Tempat dimana Guru Rinpoche membawa agama Buddha ke Bhutan, datang dengan menunggangi harimau betina.
2) Dzong Punakha
Menjadi dzong tertua kedua dan kedua terbesar di Bhutan, Dzong Punakha, atau ada yang menyebutnya Pungthang Dewachen Phodrang (Istana Kebahagiaan Agung), juga merupakan dzong paling cantik dan megah di negara ini. Punakha dapat diakses dengan 3 jam perjalanan ke arah timur ibukota Thimpu, dan setelah melewati sebuah celah di pegunungan, tempat itu merupakan pemandangan yang menakjubkan dari pandangan pertama. Tempat ini terletak strategis di antara dua sungai, Pho Chu (pria) dan Mo Chu (betina) yang memiliki perbedaan warna air yang mencolok. Dzong Punakha dihubungkan ke daratan dengan sebuah jembatan kayu melengkung dan berisi banyak peninggalan berharga dari zaman ketika raja-raja memerintah kerajaan di atas lembah ini. Selain itu, Dzong Punakha memiliki iklim sedang, dan pohon jacaranda berwarna ungu yang indah tumbuh di sekitar dzong selama musim semi.
3) Jalur Pendakian Dzong Zuri
Puncak pendakian Dzong Zuri mungkin adalah tempat yang tepat untuk melihat pemandangan dari keseluruhan lembah Paro. Dzong Zuri adalah Dzong tertua di Bhutan, dan di sanalah goa tempat Buddha datang untuk bermeditasi, pada abad ke-8. Tempat yang damai ini memungkinkan orang Bhutan dan wisatawan untuk menikmati ketenangan dan pemandangan luar biasa, sesuatu yang bisa membuat betah selama berjam-jam karena heran dan kagum. Total waktu tempuh untuk sampai di sana sekitar 30 menit dari museum menara pandang, dan satu jam tambahan untuk keluar menuju Uma. Wisatawan dapat duduk dan bersantai di sana, dan melihat pemandangan menakjubkan saat Anda mendaki.
4) Hotel Uma Paro
Hanya 10 menit berkendara dari bandara Paro, Hotel Uma Paro berada di gunung Himalaya, diapit oleh hutan pinus yang tebal dengan pemandangan distrik Paro. Salah satu hotel butik kerajaan terpencil ini, Anda akan disambut dengan interior elegan, makanan lezat, spa Como Shambhala yang memanjakan, dan kolam renang yang sejuk di tengah pemandangan yang memukau. Anda bisa tidak ingat waktu karena terpikat pada pemandangan Himalaya yang magis. Kamar-kamar yang tersedia dikhususkan dengan berbagai pemandangan dan kebutuhan akan preferensi setiap individu, seperti:
• Kamar forest view, menghadap ke hutan pinus di sekitarnya.
• Kamar valley view, menawarkan panorama lembah Paro.
• Suite Como, dengan pemandangan 180 derajat Lembah Paro dari kamar tidur, lengkap dengan dapur kecil, area duduk, makan dan belajar.
• Vila satu kamar tidur, yang merupakan vila luas termasuk area tempat duduk dengan kompor kayu tradisional Bukhari, serta area perawatan spa pribadi. (Kedua villa menawarkan layanan butler pribadi)
• Vila dua kamar tidur dilengkapi dengan ruang tamu dan panorama Lembah Paro dengan halaman terbuka dan api unggun. Vila-vila dilengkapi dengan bathtub batu panas outdoor, perawatan spa pribadi dan menawarkan layanan butler pribadi.
5) Lembah Gangtey di musim dingin
Lembah Gangtey adalah salah satu lembah yang paling menakjubkan di Himalaya, dan banyak yang menyebutnya sebagai Shangri-La Bhutan, sama seperti betapa Bhutan dikenal sebagai "salah satu negara paling bahagia di dunia," dan "Shangri-La di Bumi". Kekaguman saat menemukan lembah yang datar dan datar tanpa pohon-pohon setelah pendakian berat melewati hutan lebat merupakan pengalaman yang sangat langka di Bhutan karena sebagian besar lembah tertutup rapat. Perjalanan ini melewati desa Gogona dan Khotokha, melewati padang rumput dan ladang, lalu hutan juniper, magnolia dan rhododendron, yang akan mekar penuh di bulan April. Selain lembah pemandangan yang indah dan jalur gunung yang melewati hutan megah dengan tanamannya berubah dari rhododendron dan magnolia menjadi pakis dan bambu kerdil, kita juga dapat mengunjungi biara Gangtey yang bersejarah dan pusat informasi bangau berleher hitam. Selain itu, akan ada atraksi khusus bagi mereka yang mengunjungi Gangtey selama musim dingin, karena mereka dapat melihat bangau berleher hitam yang sedang beraksi.