Kami kembali ke Lembah Paro yang indah, rumah bagi banyak biara tertua di Bhutan dan satu-satunya bandara di Bhutan. Perpaduan antara yang lama dan baru ini membuat Paro menjadi bagian penting dari masa lalu, sekarang, dan masa depan Bhutan.
Lembah ini adalah rumah bagi Gunung Jomolhari, yang terletak di perbatasan barat laut Bhutan dan Tibet. Sering disebut istri Kangchenjunga, gunung tertinggi ketiga di dunia, Jomolhari adalah gunung tertinggi ketiga Bhutan dengan ketinggian 24.035 kaki. Air gletser mengalir dari gunung hingga ke sungai-sungai di Lembah Paro.
Paro (Rinpung) Dzong berarti Benteng pada Permata karena dibangun menggunakan batu, bukan tanah liat. Dzong ini adalah contoh yang sangat baik dari arsitektur abad ke-15 dan salah satu dzong paling mengesankan di Bhutan. Saat ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan Paro. Sebuah jembatan gantung yang melintasi sungai rusak oleh kebakaran pada tahun 1907 dan kemudian hanyut oleh banjir, sehingga konstruksi aslinya hilang.
Terletak di bukit di atas Para Dzong adalah Ta Dzong. Menara pengawas berbentuk silinder ini dibangun pada 1649 dan diubah menjadi Museum Nasional Bhutan pada tahun 1968. Bangunan berbentuk spiral ini menyimpan barang-barang antik, seni, tekstil, senjata, dan barang-barang rumah tangga yang menceritakan sejarah Bhutan.
Hotels: